Saturday, 4 August 2012

Resensi Novel: The Samurai's Tale

 
Cover "The Samurai's Tale"


 Judul           : The Samurai's Tale
 Penulis        : Erik Christian Hauvgaard
 Penerjemah : Istiani Prajoko
 Penerbit       : Ufuk Fiction
 Terbit           : 1984 (Versi asli)
                       Cetakan I, Mei 2012 (Versi bahasa Indonesia)
 Tebal           : 308 halaman
 


Ketika pasukan Lord Takeda yang perkasa menyisir kawasan pedesaan, membunuh, dan menjarah, mereka membiarkan Taro si bocah tetap hidup dan membawanya pulang. Taro menjadi pelayan di rumah keluarga bangsawan Lord Akiyama, dan di situ ia bertemu dengan Togan, seorang koki, yang mendidik Taro dan membuat hidupnya tak terlalu menderita. Tetapi ketika Togan tewas dibunuh, kehidupan Taro berbalik arah: ia bercita cita menjadi  samurai, dan  merebut kembali  martabat  keluarga yang  dirampas   darinya

Sinopsis (Spoiler alert)    


     Sesuai dengan tulisan di atas, novel ini mengisahkan Taro, anak seorang samurai anak buah Kenshin Uesugi di zaman Sengoku. Pasukan Takeda menjarah desanya dan ia dibawa ke Kofuchu. Dia menjadi juru masak. Namun bukan juru masak keluarga kerajaan, namun hanya juru masak para pembantu Akiyama Nobutomo, seorang samurai yang mengabdi pada Shingen Takeda. Di dapur ia bertemu seorang juru masak bernama Togan yang mengajarinya nilai-nilai kehidupan seperti kerendahan hati dan kesabaran. Namun, suatu hari Togan terbunuh. Lalu Taro dipindah ke kandang kuda untuk mengurus kuda-kuda milik Lord Akiyama. Seiring berjalannya waktu, Taro semakin dewasa. Taro mengabdi dengan sangat patuh. Sehingga Akiyama mengangkatnya menjadi kurir. Pertama kali ia mengantarkan surat dari Nobutora Akiyama, ayah dari Nobutomo Akiyama kepada anaknya di Istana Iida. Di sana ia bertemu seorang samurai bernama Yoshitoki. Mereka sangat akrab. Hampir tiap hari waktu Taro dihabiskan bersamanya. Pada suatu hari, Taro pergi berperang. Namun bukan sebagai prajurit. Hanya saja menjadi pengawal Konidatai, pasukan perbekalan. Pasukan Akiyama dapat merebut Istana Iwamura. Setelah itu, Akiyama Nobutomo menikah dengan penguasa Istana Iwamura, Lady Toyama, bibi dari Nobunaga Oda, pemimpin klan Oda. Oda pun menyerbu Istana Iwamura. Taro diberi surat agar meminta bantuan kepada Katsuyori Takeda, Anak Shingen Takeda. Sebab, waktu itu Shingen sudah wafat karena sakit keras. Namun, surat itu tak kunjung dibalas. Sehingga Taro tetap tinggal di Kofuchu untuk sementara waktu. Taro memustuskan untuk kembali ke Iwamura. Namun, Oda telah menguasai Istana Iwamura. Akiyama, Lady Toyama, dan seorang perwira Akiyama, Lord Zakoji telah dibunuh dan disalib. Taro pun kembali. Saat kembali, Taro bertemu Yoichi, pembantunya, dan Putri Aki, putri Lord Zakoji yang dicintai Taro. Mereka pun kembali ke Kofuchu.

Kelebihan dan Kekurangan

 

Kelebihan

     Kisahnya cukup menarik. terdapat kisah drama, peperangan, percintaan. Kisah peperangan merupakan kisah historis asli yang diambil dari zaman Sengoku dulu. Mulai dari kepemimpinan Shingen Takeda hingga pengepungan Istana Iwamura, semuanya benar-benar asli terjadi. Kisahnya cukup menarik bagi mereka yang tertarik dengan sejarah pada era unifikasi Jepang pada tahun sekitar abad ke-16. Disajikan dengan kata-kata yang mudah dipahami. Dikisahkan dengan sudut pandang akuan, sehingga kita merasa diceritakan langsung oleh Taro.

Kekurangan

     Ada terdapat banyak tokoh di sini. Yang tidak terbiasa mungkin akan bingung. Sebab nama-nama pada novel ini banyak yang mirip sehingga dapat menimbulkan kebingungan. Juga penggunaan kata "Lord" pada novel ini mungkin kurang cocok dengan bahasa Indonesia sehingga mungkin terasa agak aneh.

Penutup

 

     Semoga cukup membantu bagi anda yang ingin membeli novel. Terima kasih telah membaca blog saya :)

No comments:

Post a Comment